ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI RASIO PROFITABILITAS,RASIO SOLBAILITAS,RASIO LIKUIDITAS PADA BPRS BENGKULU
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DI TINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS PADA BANK SAFIR SYARIAH BENGKULU

SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pada Faklutas Ekonomi
Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Oleh :
SUMANTRI
NPM : 0934030085
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2014
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DI TINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS PADA BANK SAFIR SYARIAH BENGKULU

SKRIPSI
Oleh :
SUMANTRI
NPM. 0934030085
Di setujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Budi Astuti, SE, MM Agusman, SE.M. Si,
NIP. 19650213198902 001 NIDN. 0222 086 702
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
DRS. KHAIRUL BAHRUN, MM
NBK. 030 707 222
PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DI TINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS,RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS PADA BANK SAFIR SYARIAH BENGKULU
Di Pertahankan Didepan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Hari : Sabtu
Tanggal : 15 Februari 2014
SKRIPSI
Oleh :
SUMANTRI
NPM 093030085
Dewan Penguji Tanda Tangan
1. Thansi, SE. M.Si ( ........................................... )
Ketua
2. Iprianto, SE. M.Si, CA ( ........................................... )
Anggota
3. Dra Budi Astuti, SE. MM ( ........................................... )
Anggota
4. Agusman, SE. M.Si, Akt ( ........................................... )
Anggota
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
DRS. KHAIRUL BAHRUN, MM
NBK. 030 707 222

SERTIFIKASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini SUMANTRI menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan ini adalah hasil karya saya atas bimbingan Dosen Pembimbing. Karya ini belum pernah disampaikan untuk mendapat gelar Sarjana pada Program Studi Akutansi Fakultas Ekonomi atau pada Program Studi lainnya.
Karya ini milik saya, oleh karena itu segala hal yang berhubungan dengan Skripsi ini menjadi tanggung jawab saya.
Bengkulu, 2014
SUMANTRI
MOTTO
v “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul atas pemegang kekuasaan di antara kamu. Kalau kamu berbeda pendapat tentang sesuatu kembalikanlah kepada kitab Allah dan hari kiamat, yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.” (QS. An Nisa : 59)
v Sesungguhnya di balik kegelapan ada kecerahan, dan dibalik kesulitan ada kemudahan, serta di balik penderitaan terselip kebahagiaan.
v Janganlah engkau berhenti berupaya ketika engkau menemui kegagalan, karena kegagalan adalah cara Allah yang mengajari kita tentang arti kesungguhan.
v Sayangilah orang-orang di sekelilingmu karena menyayangimu sangat mulia di mata Allah.
PERSEMBAHAN
Kebahagiaan yang kuraih berkat karunia-Mu merupakan keberhasilan yang ku capai demi perjuangan untuk meniti masa depan, kupersembahkan kepada :
v Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW yang telah memberi cahaya dalam jiwaku.
v Kedua orang tuaku yang tercinta, Ayah “Buldani” dan Ibu “Roslah” yang telah membesarkan, membimbing, dan melindungiku serta memberi motivasi, semangat, dan kasih sayang dengan do’a yang tulus demi keberhasilan dan kebahagiaanku.
v Adik-adikku tersayang “Delesti Yulia Lestari, Deden Syaputra,Peftiana”.
v Your Special in My Heart “Juwita” yang telah memberikan dukungan, semangat dan motivasi hingga tercapai keberhasilanku ini.
v Sahabat-sahabatku “Akuntansi’09 C” yang telah memberi semangat untuk meraih keberhasilan ini. Dan sahabatku “Wedian Afrizon, Suryan, Suhardi, toni” yang telah menjadi sahabat selama perjalan kuliahku dalam suka dan duka.
v Almamaterku tercinta.
ABSTRACT
Sumantri, 2013 : Financial Performance Analysis At Preview Of Ratio Liquidity, Solvency and Profitability of BankSafir Syariah Bengkulu
Supervisor I : Dra. Budi Astuti, SE.MM
Supervisor II : Agusman, SE.M.Si
This study implements financial ratios are commonly used to measure a bank 's financial performance by comparing the achievements of the period compared to the previous period so that the known performance Safir Bank Syariah Bengkulu , which can provide an indication of whether the company has sufficient cash to meet its financial obligations , the amount of receivables fairly rational , efficiency of inventory management , planning a good investment , and a healthy capital structure .
The purpose of this study was to determine the Financial Performance of Islamic Banks Safir Bengkulu especially in terms of Liquidity Ratios , Profitability and Solvency Ratio companies , as well as its development during 2009 to 2011 .
The analytical tool used in this research is to use the ratio of liquidity include ( LDR ) , and ( cash ratio ) . Profitability ratios include ( return on total assets ) and ( return on equity ) . Solvency ratios include ( capital adequacy ratio ) to analyze the financial statements in the year 2009 to the year 2011 .
Based on the analysis and discussion on Bank Safir Syariah Bengkulu Loan to deposit ratio of 2009 to 2010 are less liquid and illiquid in 2011 , the cash ratio from 2009 to 2010 liquid , and in 2011 decreased to illiquid . While the capital adequacy ratio tends to decline but still belong to a group ( either ) . While the return on total assets , return on equity tends to increase ( good ) .
Keywords: Financial Performance Analysis, LiquidityRatios, Solvency Ratios, Profitability Ratios.
ABSTRAK
Sumantri, 2013 : Analisis Kinerja Keuangan Di Tinjau Dari Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabilitas Bank Safir Syariah Bengkulu
Pembimbing I : Dra. Budi Astuti, SE.MM
Pembinging II : Agusman, SE.M.Si
Penelitian ini menerapkan rasio-rasio keuangan yang umumnya digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank dengan cara membandingkan prestasi satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga diketahui Kinerja Bank Safir Syariah Bengkulu, yang dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efesiensi manajemen persediaan, perencanaan investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kinerja Keuangan Bank Safir Syariah Bengkulu khususnya ditinjau dari Rasio Likuiditas, Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas perusahaan, Serta Perkembangannya selama 2009 sampai dengan tahun 2011.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rasio Likuiditas meliputi (loan to deposit ratio), dan (cash ratio). Rasio Profitabilitas meliputi (return on total asset) dan (return on equity). Rasio Solvabilitas meliputi (capital adequacy ratio) dengan menganalisa laporan keuangan pada tahun 2009 sampai tahun 2011.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bank Safir Syariah Bengkulu Loan to deposit ratio tahun 2009 sampai dengan 2010 kurang likuid dan tahun 2011 tidak likuid, cash ratio dari tahun 2009 sampai dengan 2010 likuid, dan tahun 2011 menurun menjadi tidak likuid. Sedangkancapital adequacy ratio cenderung menurun tapi masih tergolong kelompok (baik). Sedangkan return on total assets , return on equity cendrung meningkat (baik).
Kata kunci : Analisis Kinerja Keuangan, Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahhirrahmanirrahim
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaiakan skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Di Tinjau Dari Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Rasio Profitabilitas Pada Bank Safir Syariah Bengkulu”. Meskipun banyak hambatan yang peneliti alami dalam proses pengerjaannya, tapi peneliti berhasil menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan utama penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Program Studi S-1 pada Fakultas Ekonomi Jurusan akuntansi Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
Dalam menyelesaikan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Peneliti juga ingin mengucapkan rasa terimakasih atas bantuan, saran, dan dorongan yang telah diberikan. Saya sebagai peneliti mengucapkan terimah kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Khairil, M. Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
2. Bapak Drs. Khairul Bahrun, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Bengkulu
3. Ibu Yusmaniarti, SE. MM Selaku Ketua Prodi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Bengkulu
4. Ibu Dra. Budi Astuti, SE. MM. selaku Pembimbing I yang dengan penuh ketelitian, perhatian dan kesabaran dalam memberikan bantuan dan bimbingan serta petunjuk dalam menyelesaikan Skripsi ini.
5. Bapak Agusman, SE. M. Si selaku Pembimbing II yang dengan penuh ketelitian, perhatian dan kesabaran dalam memberikan bantuan dan bimbingan serta petunjuk dalam menyelesaikan Skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Bengkulu yang telah memberikan bekal pengetahuan dan membantu kelancaran penulisan Skripsi ini.
7. Bapak / Ibu beserta segenap staf, karyawan dan karyawati, Bank Safir Syariah Bengkulu dan seluruh pengelola Manjaemen Perbankan yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini.
8. Teman-teman kuliah dan seperjuangan, khususnya Akuntansi ’09 C yang selama ini telah menjadi sahabat yang memberikan motivasi dan semangat untuk meraih cita-cita.
Tiada kesanggupan bagi peneliti untuk membalas budi dan jasa yang telah mereka berikan, hanya kepada Allah peneliti meminta untuk memberikan balasan yang baik kepada mereka semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bengkulu, 2014
Peneliti
DAFTAR ISI
4.1 Hasil Penelitian........................ ...................................................................48
4.2 Pembahasan. 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Kerangka Analisis..................................................................... 38
GAMBAR 4.7 Grafik Laba Rugi...................................................................... 57
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan yang tinggi dapat meningkatkan resiko yang dihadapi oleh bank-bank yang ada di Indonesia. Permasalahan perbankan di Indonesia antara lain disebabkan depresiasi rupiah, peningkatan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sehingga menyebabkan meningkatnya kredit bermasalah. Lemahnya kondisi internal bank seperti manajemen yang kurang memadai, pemberian kredit kepada kelompok atau group usaha sendiri serta modal yang tidak dapat mengcover terhadap resiko-resiko yang dihadapi oleh bank tersebut menyebabkan kinerja bank menurun.
Pada umumnya bank-bank di Indonesia mengalami masalah yang serupa yaitu dalam hal struktur permodalan, permasalahan dalam likuiditas bank, permasalahan dengan kredit macet, biaya operasi yang tinggi, tingginya spread antara bunga tabungan dengan bunga kredit, permasalahan ekonomi makro, dan permasalahan krisis kepercayaan yang mulai terlihat dari adanya beberapa bank yang mengalami rush oleh masyarakat. (Sihol, Kalvin. 2007)
Penurunan kinerja bank dapat menurunkan pula kepercayaan masyarakat. Pengertian bank dalam PSAK 31 salah satunya yaitu Bank merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatan bank perlu dipelihara. Pemeliharaan kesehatan bank antara lain dilakukan dengan tetap menjaga likuiditasnya sehingga bank dapat memenuhi kewajiban kepada semua pihak yang menarik atau mencairkan simpanannya sewaktu-waktu. Kesiapan memenuhi kewajiban setiap saat ini, menjadi semakin penting artinya mengingat peranan bank sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Di samping faktor likuiditas, keberhasilan usaha bank juga ditentukan oleh kesanggupan para pengelola dalam menjaga rahasia keuangan nasabah yang dipercayakan kepadanya serta keamanan atas uang atau asset lainnya yang dititipkan pada bank.
Pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank karena kegiatan utama bank adalah penghimpunan dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan. Oleh karenanya Bank Indonesia menerapkan aturan tentang kesehatan bank. Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan diharapkan selalu dalam kondisi sehat sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan perbankan. Aturan tentang kesehatan bank yang diterapkan oleh Indonesia mencakup berbagai aspek dalam kegiatan bank, mulai dari penghimpunan dana sampai dengan penggunaan dan penyaluran dana (Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru: 2006).
Kondisi kesehatan maupun kinerja bank dapat kita analisis melalui laporan keuangan. Salah satu tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi bagi para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001 Tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, Bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia ini, yang terdiri dari: (1)Laporan Tahunan; (2)Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan; (3)Laporan Keuangan Publikasi Bulanan; dan (4)Laporan Keuangan Konsolidasi. Laporan keuangan yang diterbitkan diharapkan mencerminkan sebenarnya. Dari informasi yang bersifat fundamental tersebut dapat dilihat apakah bank tersebut telah mencapai tingkat efisiensi yang baik, dalam arti telah memanfaatkan, mengelola dan mencapai kinerja secara optimal dengan menggunakan sumber-sumber dana yang ada. Bank yang memiliki tingkat kesehatan yang baik dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik pula. Dengan memiliki kinerja yang baik masyarakat pemodal akan menanamkan dananya pada saham bank tersebut. Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat bahwa bank tersebut dapat memenuhi harapannya. Bank yang memperoleh dana dari masyarakat akan secara sadar bahwa memiliki tanggung jawab untuk mengelola aktiva serta sumber-sumber dana yang dimiliki secara profesional.
Investor yang mengandalkan informasi fundamental maka sumber informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan adalah bersumber dari laporan keuangan, selain informasi non-fundamental yang lainnya. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan suatu bentuk komunikasi dari manajemen kepada para owner. Dari laporan keuangan tersebut owner dapat menilai kinerja dari manajemen. Dari banyak penelitian, salah satu variable yang mempengaruhi tinggi rendahnya harga saham adalah laporan keuangan yang bagus. Dimana indikator baik tidaknya laporan keuangan salah satunya adalah laba. Bagi para analisis bisnis, analisis keuangan digunakan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan informasi laporan keuangan. Investor akan menganalisis laporan keuangan tersebut dengan rasio-rasio keuangan yang lazim digunakan. Adalah suatu hal yang penting bagi investor untuk menganalisis posisi dan kinerja perusahaan saat ini untuk dapat memprediksi kondisi perusahaan tersebut di masa mendatang.
Masyarakat pada umumnya mengukur keberhasilan suatu perusahaan berdasarkan dari kinerjanya. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan yang disajikan secara teratur setiap periode (Juliana dan Sulardi, 2003). Brigham dan Enhardt (2003) menyatakan bahwa informasi akuntasi mengenai kegiatan operasi perusahaan dan posisi keuangan perusahaan dapat diperoleh dari laporan keuangan. Informasi akuntansi dalam laporan keuangan sangat penting bagi para pelaku bisnis seperti investor dalam pengambilan keputusan. Para investor akan menanamkan investasinya pada perusahaan yang dapat memberikan return yang tinggi.
Financial Accounting Standards Board (FASB) (1978), Statement of Financial Accounting Concepts No. 1, menyatakan bahwa fokus utama laporan keuangan adalah laba, jadi informasi laporan keuangan seharusnya mempunyai kemampuan untuk memprediksi laba dimasa depan. Laba sebagai suatu pengukuran kinerja perusahaan merefleksikan terjadinya proses peningkatan atau penurunan modal dari berbagai sumber transaksi (Takarini dan Ekawati, 2003). Laba perusahaan diharapkan setiap periode akan mengalami kenaikan, sehingga dibutuhkan estimasi laba yang akan dicapai perusahaan untuk periode mendatang. Estimasi terhadap laba dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan yang dilakukan dapat berupa perhitungan dan interprestasi melalui rasio keuangan.
Meythi (2005) menyatakan bahwa salah satu cara untuk memprediksi laba perusahaan adalah menggunakan rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis dan pihak pemerintah dalam mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan masa lalu, sekarang dan memproyeksikan hasil atau laba yang akan datang (Juliana dan Sulardi, 2003). Secara umum, rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas (Riyanto, 2004).
Menurut penelitian Takarini dan Ekawati (2003) rasio likuiditas yang berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun mendatang adalah Working Capital to Total Asset (selanjutnya disebut WCTA). WCTA menunjukkan rasio antara modal kerja (yaitu aktiva lancar dikurangi hutang lancar) terhadap total aktiva. WCTA yang semakin tinggi menunjukkan semakin besar modal kerja yang diperoleh perusahaan dibanding total aktivanya. Dengan modal kerja yang besar, maka kegiatan operasional perusahaan menjadi lancar sehingga pendapatan yang diperoleh meningkat dan ini mengakibatkan laba yang diperoleh meningkat. Akan tetapi penelitian yang dilakukan Mahfoedz (2000) dan Suwarno (2004) menunjukkan bahwa WCTA tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun mendatang.
Asyik dan Soelistyo (2000) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa rasio profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba adalah Net Profit Margin(selanjutnya disebut NPM) dan Gross Profit Margin (selanjutnya disebut GPM). NPM merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak (yaitu laba sebelum pajak penghasilan dikurangi dengan pajak penghasilan) terhadap penjualan bersih (net sales). Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan bersih yang dicapai perusahaan (Riyanto, 2004).
Salah satu sarana untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan akan membantu berbagai pihak dalam merumuskan atau pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam hal keuangan. Laporan keuangan perusahaan umumnya terdiri dari laporan neraca, laporan rugi-laba. Laporan tersebut akan lebih berarti bagi pihak yang berkepentingan bila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan dianalisis lebih lanjut. Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan termasuk data-data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah dan persentase maka beberapa rasio keuangan akan membantu dalam menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan.
Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank, masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank, dan pihak lainnya. Kondisi keuangan bank-bank tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen resiko.
Perkembangan industri perbankan, terutama produk dan jasa yang semakin kompleks dan beragam akan meningkatkan eksposur resiko yang dihadapi bank. Perubahan eksposur resiko bank dan penerapan manajemen resiko akan mempengaruhi profil resiko bank yang selanjutnya berakibat pada kondisi bank secara keseluruhan.
Perkembangan metodologi penilaian kondisi keuangan bank senantiasa bersifat dinamis sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan keuangan bank harus diatur kembali agar lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan di waktu yang akan datang.
Pada umumnya bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima Simpanan, Giro, Tabungan dan Deposito. Bank dikenal juga sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi pihak yang kekurangan dana (defisit unit). Di samping itu bank juga dikenal sebagai tempat penyimpanan uang bagi pihak yang kelebihan dana (surplus unit), tetapi tidak hanya itu saja bank juga memiliki fungsi-fungsi lain yang hari ke hari semakin meluas. Terlebih lagi dikarenakan oleh kemajuan perekonomian dan semakin tingginya tingkat kegiatan ekonomi, telah mendorong bank untuk menciptakan produk dan layanan yang sifatnya memberikan kepuasan dean kemudahan-kemudahan untuk para nasabahnya, misalnya menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi, serta memberikan pelayanan penyimpanan untuk barang-barang berharga dan penawaran jasa-jasa keuangan lainnya. Tentu saja keberadaannya sangat mempermudah dan memperlancar seluruh aktivitas ekonomi masyarakat dan menempatkan bank menjadi sebuah lembaga keuangan yang sangat strategis..
Dalam perekonomian Indonesia, salah satu tujuan pembangunan di Indonesia adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pembangunan ekonomi. Hal ini dinyatakan dengan jelas dalam GBHN bahwa peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan yang adil dan merata, itu hanya dapat dicapai jika ada peningkatan pembangunan ekonomi.
Bank Safir Syariah sebagai salah satu bentuk lembaga perbankan di Indonesia yang tidak luput dari maslah-masalah yang ditimbulkan dari adanya kirisis ekonomi. Bank Safir Syariah dituntut untuk tetap bertahan hidup dan berkembang di dalam mencapai tujuannya. Untuk mencapai hasil operasionalnya yang memuaskan, salah satu cara untuk mengukur apakah dalam pengelolaan usaha Bank Safir Syariah telah melakukan sesuai dengan asas-asas perbankan yang sehat dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, dapat dilihat dari tingkat kesehatan keuangan Bank Safir Syariah yang bersangkutan. Tingkat kesehatan keuangan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melaksanakan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi suatu kewajiban dengan cara-cara yang sesuai peraturan perbankan yang berlaku.
Kriteria penilaian kinerja perbankan yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan kriteria yang diterapkan oleh Bank Indonesia. Penilaian kesehatan bank versi Bank Indonesia mengacu pada unsur-unsur Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity. Sedangkan dalam penelitian ini menerapkan rasio- rasio keuangan yang umum digunakan untuk mengukur perbandingan rasio-rasio keuangan bank dengan cara membandingkan prestasi satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selama periode tertentu, Agus Sartono (2002:113). Rasio tersebut dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efesiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat. Penelitian ini tidak mencantumkan unsur manajemen suatu bank karena hal ini tidak bisa dilihat dari luar.
Atas dasar pemikiran yang di uraikan diatas, maka penelitian ini diberi judul “Analisis Kinerja Keuangan Di Tinjau Dari Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Rasio Profitabilitas Pada Bank Safir Syariah Bengkulu”.
1.2 Rumusan Masalah
Berpedoman pada latar belakang yang dikemukakan diatas maka permasalahan yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Kinerja Keuangan Bank Safir Syariah Bengkulu Jika Ditinjau Dari Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Rasio Profitabilitas?”
1.3 Batasan Masalah
Untuk penelitian ini tidak menyimpang dari pokok permasalahan dan lebih terarah peneliti membatasi dengan menitik beratkan pada laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan rasio profitabilitas pada Bank Safir Syariah Bengkulu periode 2009-2011.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang di jelaskan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Kinerja Keuangan Bank Safir Syariah Bengkulu pada periode 2009-2011 jika ditinjau dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas..
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini di harapkan memperoleh pengetahuan dan tambahan pengalaman tentang masalah keuangan perbankan jika dilihat dari rasio keuangan dan sebagai perbandingan antara teori perkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Bagi Perbankan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan perusahaan dalam menetapkan kebijakan-kebijakan serta keputusan-keputusan yang ada dalam perbankan.
3. Bagi Akademis
Dari hasil penelitian dapat menambah kepustakaan dan dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Keuangan
Pada saat ini manajemen keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perusahaan. Seiring dengan perkembangannya tugas manajemen keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendali posisi keuangan, dan mengatur masalah tentang cara memperoleh dana, akan tetapi manajemen keuangan juga harus harus mampu mengatur sumber dana yang optimal, dan mendistribusikan keuntungan serta juga mempelajari cara menggunakan dana secara efisien dan efektif. Setiap perusahaan yang bergerak diberbagai bidang manapun memusatkan perhatiaannya dibidang manajemen keuangan, karena bidang manajemen keuangan merupakan hal yang sangat penting dalam mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam melaksanakan tugas dan kegiatannya. Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam sebagai bentuk dalam investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efiesien, Agus Sartono (2002:4).
Manajemen keuangan sangat berperan penting dalam perusahaan karena merupakan salah satu faktor penggerak bagi para manajemen untuk menentukan batas-batas kemungkinan sampai seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menjalankan kegiatannya dalam perusahaan. Jadi dalam perusahaan manajemen keuangan sangat berperan penting dalam mencapai kesejahteraan perusahaan dalam memperoleh laba. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi Manajemen Keuangan menurut para ahli:
Menurut Sutrisno (2009:3), mendefinisikan manajemen keuangan adalah sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.
Menurut James C.Van Horne dalam Kasmir (2009:5), mendefinisikan manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.
2.2 Fungsi Dan Tujuan Manajemen Keuangan
Fungsi manajemen keuangan adalah mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang serta mempertimbangakan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna kegiatan usaha perusahaan tersebut. Tujuan manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan laba dan memaksimalkan nilai perusahaan atau kesejahtraan para pemegang saham, Agus Sartono (2002:6).
Dimana manajemen keuangan dipandang sebagai manajemen yang mempelajari fungsi-fungsin keuangan dengan meningkatkan kemakmuran para pemegang saham atau untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dan adapun fungsi-fungsi manajemen keuangan yang dapat dijelaskan dengan singkat:
1. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaran serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
2. Penganggaran Keuanga, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
3. Mengelola Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
4. Pencarian Keuangan, mencari dan mengekspoitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
5. Menyimpan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan mengamankan dana tersebut.
6. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.
7. Pemeriksaan keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
8. Pelaporan Keuangan, menyediakan informasi tentang kondisi keuangan perusahan sekaligus sebagai bahan evaluasi.
Menurut Sutrisno (2009 : 5), menjelaskan fungsi manajemen keuangan terbagi menjadi tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan:
1) Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang. Bentuk macam dan komposisi dari investasi tersebut akan mempengaruhi dan menunjang tingkat keuntungan dimasa depan. Keuntungan di masa depan diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu investasi akan mengandung resiko atau ketidak pastian. Resiko dan hasil yang diharapkan dari investasi itu akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan maupun nilai perusahaan.
2) Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangakan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya.
3) Keputusan Dividen
Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayar oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu dividen ini merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham.Keputusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan:
1. Besarnya prosentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk cash dividend.
2. Stabilitas dividen yang dibagi.
3. Dividen saham (stock dividend)
4. Pemecahan saham (stock splita).
5. Penarikan kembali saham yang beredar, yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan berfungsi untuk mengelola atau mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang serta memaksimalkan laba dan memaksimalkan nilai perusahaan atau kesejahteraan para pemegang saham.
2.3 Pengertian Kinerja Keuangan
Berdasarkan pengelompokan sebuah perusahaan, manajemen biasanya menetapkan sasaran yang akan dicapai di masa yang datang dalam proses yang disebut memerlukan pengendalian agar efektif dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam setiap perusahaan dilakukan penilaian. Pengendalian yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dapat berupa penilaian kinerja atau prestasi seorang manager, dengan cara menilai dan membandingkan data keuangan perusahaan selama periode berjalan. Dalam hal ini penilaian kinerja seorang manajer dapat diukur berdasarkan hasil laporan keuangan yang yang disajikan.
Menurut Fahmi (2011 : 2) mengemukakan bahwa : Kinerja Keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan secara baik dan benar. Sedangkan menurut Husnan dan Padjiastuti (2004 : 200), seorang analis keuangan memerlukan ukuran tertentu, yang paling sering digunakan adalah rasio atau indeks yang menunjukkan hubungan antara data keuangan.Untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan dapat digunakan berbagai macam alat analisis, antara lain :
1. Analisis rasio keuangan digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi keuangan.
2. Analisis kesehatan keuangan perusahaan (analisis diskriminan) digunakan untuk mengingatkan akan masalah keuangan yang mungkin membutuhkan perhatian yang serius dan menyediakan petunjuk untuk bertindak
3. Analisis Du Pont merupakan pendekatan terpadu terhadap analisis rasio keuangan, sering digunakan untuk pengendalian divisi.
4. Analisis Horizontal dan Vertikal digunakan sebagai perbandingan laporan
5. Analisis sumber dana dan penggunaan dana menyediakan latar belakang Historis dari pola aliran dana.
6. Analisi kinerja dengan metode Economic Value Added (EVA). Eva merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari suatu investasi.
Dari beberapa pernyataan di atas atau berbagai macam alat analisis tersebut dapat menghitung nilai kinerja keuangan perusahaan berdasarkan data laporan keuangan.
2.4 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan pada awalnya bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja, tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Laporan Keuangan perusahaan berisi informasi tentang prestasi perusahaan di masa lalu sehingga dengan adanya laporan keuangan tersebut, dapat memberikan petunjuk bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan dimasa yang akan datang. Laporan keuangan sangatlah penting bagi perusahaan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, dengan adanya laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan yang telah dicapai oleh suatu perusahaan. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi menurut beberapa ahli:
Menurut Riyanto (2004 : 327), mendefinisi Laporan Keuangan adalah sebagai berikut: “Laporan Finansial (Financial Statement), memberikan ikhtisar mengenai keadaan financial suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi dan laba (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi suatu periode satu tahun”
Menurut Baridwan (2004 : 17), mendefinisikan Laporan Keuangan adalah sebagai berikut: “Laporan Keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari suatu transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak luar perusahaan”.
2.5 Laporan Keuangan Perbankan
Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan mendefinisikan bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank mempunyai fungsi sangat strategis dalam pembangunan nasional, fungsi utamanya sebagai penghimpun dana dan penyalur dana dengan tujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak (Undang-undang Perbankan, 1992). Dan sifat bank berbeda dengan bisnis perusahaan manufaktur maupun jenis perusahaan jasa lainnya.
Aktiva bank pada umumnya sebagian besar merupakan aktiva likuid dan hanya sedikit aktiva tetap. Oleh karena itu, tingkat perputaran aktiva dan pasivanya sangat tinggi. Bisnis perbankan merupakan usaha yang sangat mengandalkan pada kepercayaan , yaitu kepercayaan masyarakat pengguna jasa bank. Dengan demikian keberhasilan bisnis bank sangat ditentukan oleh adanya kepercayaan masyarakat, tingginya likuiditas dan kesanggupan manajemen bank tersebut menjaga kekayaan masyarakat yang dititipkan kepadanya (Astuti Dewi Setyani, 2004).
Pelaporan keuangan perbankan (akuntansi perbankan) di Indonesia telah diatur sesuai dengan Surat Edaran BI No. 23/77/KEP/DIR/ tanggal 28 Februari 1991, tentang ketentuan publikasi laporan keuangan bank , yang diperbaharui dengan Surat Edaran BI No. 27/5/U/PBB, tanggal 25 Januari 1995. Menurut Surat Edaran BI No. 23/77/KEP/DIR, tanggal 28-02-1991, semula bank wajib mempublikasikan laporan keuangannya di media cetak empat kali dalam setahun pada akhir bulan Maret, Juni, September dan Desember, sedangkan menurut Surat Edaran BI No. 27/5/U/PBB, tanggal 25 Januari 1995, bank hanya wajib mempublikasikan laporan keuangannya dua kali dalam setahun pada akhir bulan Juni dan Desember. Laporan keuangan bank harus disusun berdasarkan Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) dan Prinsip Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Menurut ketentuan tersebut laporan keuangan bank terdiri dari (1) Neraca (2) Laporan Perhitungan Laba Rugi , (3) Laporan Komitmen dan Kontijensi, (4) Laporan Perubahan Posisi Keuangan, dan (5) Catatan atas Laporan Keuangan (IAI,1995).
2.6 Pengertian Neraca
Neraca merupakan Laporan Keuangan yang memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan baik mengenai keadaan harta, utang, dan modal pada saat tertentu dengan tujuan memberikan gambaran mengenai posisis kadaan keuangan perusahaan pada saat tertentu. Berikut ini akan dijelaskan beberapa definisi Neraca dari beberapa ahli:
Menurut Munawir (2007 : 13), mendefinisikan Neraca adalah laporan sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiscal atau tahun kalender. Sedangkan menurut Baridwan (2004 : 19), mendefinisikan Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu.
2.7 Pengertian Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi menunjukkan penghasilan-penghasilan yang diperoleh perusahaan, biaya-biaya yang terjadi serta laba atau rugi netto sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode tertentu, sehingga laporan laba rugi yang diperbandingkan menunjukkan penghasilan, biaya, laba rugi netto dari hasil operasi perusahaan dalam dua periode atau lebih. Laporan laba rugi merupakan Laporan keuangan suatu perusahaan yang dibutuhkan untuk menganalisa posisi keuangan perusahaan. Laporan ini memberikan gambaran tentang posisi keuangan dari kegiatan operasi perusahaan selama periode tertentu.
Setiap perusahaan mempunyai tujuan umum dalam menjalankan aktivitasnya yaitu memperoleh laba, dari laporan laba rugi dapat menggambarkan keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Dalam setiap perusahaan untuk mengetahui laba perusahaan tersebut dapat dilakukan dengan memperbandingkan pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan adanya perbandingan tersebut perusahaan dapat mengetahui keadaan perusahaan dalam posisi untung atau rugi, jika pendapatan lebih besar dari pada biaya keluar maka perusahaan dapat dikatakan perusahaan tersebut memperoleh laba dan sebaliknya jika pendapatan lebih kecil dari pada pengeluaran maka dapat dikatakan perusahan dalam keadaan rugi. Berikut ini akan diuraikan beberapa devinisi laporan laba rugi tersebut :
Munawir (2007 : 28), ”mendefinisi Laporan Laba Rugi adalah laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu”. Sedangkan menurut Baridwan (2004 : 29), ”mendefinisi Laporan Laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu”.
2.8 Pengertian Analisis laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil operasi yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomik, baik oleh pihak manajemen maupun oleh pihak keuangan dari eksternal adalah dapat berupa keputusan investasi, pemberian pinjaman, sedangkan oleh manajemen adalah dalam pengelolaan perusahaanya untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas operasinya.
Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan, kemajuan-kemajuan, serta potensi dimasa mendatang, faktor utama yang pada umumnya mendapatkan perhatian oleh para analisis adalah: (1) likuiditas, yang menunjukan kemampuan perusahaan unntuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi dalam jangka pendek atau pada saat jatuh tempo, (2) solvabilitas (solvency), yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, da (3) retabilitas (profitability), yang menunjukan kemampuan-kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu, serta yang ke (4) yang tidak kalah pentingnya adalah stabilitas dan perkembangan usaha, dan fokus-fokus analisis lainnya sebagaimana disebutkan sebelumnya.
Analisis laporan keuangan sangat berguna bagi perusahaan kerana merupakan informasi yang sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan apakah memuaskan atau tidak memuaskan.Dengan adanya gambaran tentang keadaan keuangan perusahaan tersebut sangat berguna bagi perusahaan dalam mengambil keputusan kedepannya untuk kelancaran aktivitas perusahaan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk memperoleh laba.
Analisis laporan keuangan dapat memaksimalkan informasi yang masih relatif sedikit menjadi informasi yang lebih luas dan akurat. Hasil analisi laporan keuangan dapat membuktikan berbagai masalah dari suatu laporan. Laporan keuangan bisa menyembunyikan sesuat informasi yang salah tapi hasil analisis laporan keuangan akan memperjelas semua lapoaran keuangan dengan sejelas-jelasnya. Jadi analisis laporan keuangan merupakan alat yang digunakan dalam memahami masalah dan peluang yang terdapat dalam laporan. Berikut ini akan diuraikan tentang denfinisi analisis laporan keuangan menurut beberapa ahli:
Menurut Munawir (2004 : 35), menjelaskan bahwa: “Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelaan atau mempelajari daripada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan”.
2.9 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Dalam setiap perusahaan analisis laporan keuangan sangat penting karena tujuan analisis laporan keuanagan adalah untuk menyederhanakan data-data keuangan suatu perusahaan sehingga dapat dimengerti. Dalam menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan harus dilakukan pengorganisir atau mengumpulkan suatu data yang diperlukan, mengukur dan mengasa laporan tersebut sehingga lebih menjadi berarti.
Dari analisis Laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menyederhanakan informasi dari laporan keuangan tersebut. Berikut ini akan dibahas secara lengkap mengenai kegunaan analisis laporan keuangan. Sofyan (2006 : 195)
1. Dapat memberi informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi tidak tampak secara kasat mata (exspicid) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik lapoaran keuanagn (imlpicid).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuanngan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dalam suatu laporan keuangan baik yang dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi,peningkatan (rating).
6. Dapat memberi informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu lapoaran keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain:
a. Dapat menilai prestasi perusahaan.
b. Dapat memproyeksi laporan keuangan.
c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu:
1. Posisi Keuangan ( Kas, Neraca dan Modal )
2. Hasil usaha perusahaan ( Hasil dan Biaya )
3. Likuiditas
4. Solvabilitas
5. Aktivitas
6. Rentabilitas dan Profitabilitas
7. Indikator Pasar Modal
d. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu.
e. Melihat komposisi struktur keuangan,arus dana.
7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut cerita tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, stuktur keuangan dan sebagainya.
10. Juga biasa memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.
2.10 Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Analisis laperbandingam laporan keuangan dapatdilakukan dengan dua model, yuaitu : pertama, analisis horisontal atau analisis dinamis dan kedua, analisis vertikal atau analisis statis. Dalam analisis horisontal yang dibandingkan adalah laporan keuangan untuk beberapa periode, sedangkan analisis vertikal adalah jika kita hanya membandingkan satu pos dengan pos yang lain dalam satu laporan keuangan dan hanya meliputi satu periode laporan keuangan, Kasmir (2008:73)
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari analisis horisontal jika dibandingkan dengan analisi vertikal. Dalam analisis hosrisontal, kita akan tahu terjadinya perubahan-perubahan terhadap komponen keuangan dari periode ke periode lain. Seperti misalnya kenaikan atau penurunan komponen-komponen yang ada di laporan keuangan. Sementara itu, dalam analisis hal tersebut tidak terlihat.
Perubahan-perubahan terjadi perlu diketahui untuk melihat perkembangan keadaan keuangan suatu perusahaan. Setelah perubahan ini diketahui, apakah terjadi kenaikan atau penurunan atau tetap, dapat pula diketahui sebab-sebab terjadi perubahan tersebut. Dari hasil analisis perbandingan laporan keuangan ini, dapat diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi. Kemudian, hasil analisis dapat ditunjukan dalam bentuk:
1. Jumlah dalam rupiah.
2. Jumlah penurunan dalam rupiah.
3. Jumlah kenaikan dalam rupiah.
4. Perbandingan dalam persentase.
5. Perbandingan dalam bentuk rasio.
2.11 Pengertian analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan laporan yang menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos yang lainnya. Dengan dilakukan penyederhanaan tersebut sehingga lebih mudah atau dapat menilai secara cepat hubungan antara pos dengan pos yang lainnya dan juga dapat membandingkannya dengan rasio lain,dengan itu kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian. Analisis keuangan tersebut merupakan alat utama yang digunakan untuk memprediksi tingkat perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang.
Informasi dan gambaran perkembangan keuangan perusahaan dapat diperoleh dengan mengadakan interprestasi dari laporan keuangan, yakni dengan menghubungkan elemen-elemen yang ada pada laporan keuangan seperti elemen-elemen dari berbagai aktiva satu dengan yang lainnya, elemen-elemen pasiva satu dengan yang lainnya, elemen pasiva dengan aktiva, elemen-elemen neraca dengan elemen laba rugi, akan bias diperoleh banyak gambaran mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi Analisis Rasio keuangan yang akan dikemukakan oleh para ahli ekonomi:
Sedangkan menurut Munawir (2007 : 64), mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut: “Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan (mathematical relationship) antara suatu jumlah dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisa, berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila rasio angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio perbandingan yang digunakan sebagai standar”.
Sofyan (2006 : 297), ”mendefinisi Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti)”. Sedangakan menurut Muslich (2004 : 47), ”Analisis rasio merupakan alat analisis yang berguna apabila apabila dibandingkan dengan rasio standar.
2.12 Pengertian Likuiditas
Rasio Likuiditas merupakan rasio yang diperlukan dalam menganalisa laporan keuangan perusahaan. karena rasio Likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi perusahaan. Berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian Likuiditas menurut beberapa ahli ekonomi:
Munawir (2007 : 31), mendefinisi Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suata perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Sofyan (2006 : 301), mendefinisi Likuiditas adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek. Sugiarso (2006 : 114), mendefinisikan Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Sedangkan menurut Sutrisno (2009 : 215), mendefinisikan likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini bias digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditor jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih. Ukuran rasio Likuiditas terdiri dari 2 alat ukur, yaitu:
1. Loan to Deposit Ratio(LDR)
Load to Deposit Ratio adalah mengukur komposisi jumlah kredit yang di berikan Bank Safir Syariah Bengkulu di bandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang di gunakan. Untuk dapat mengukur LDR digunakan rumus dibawah ini
Total Loan

Total Deposit + Equity
Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 dan UU No.3 tahun 2004. Loan to deposit Ratio (LDR). Kredit poin yang diberikan untuk LDR adalah sebagai berikut: untuk LDR sebesar 110% nilai kredit adalah 100 bobot nilai LDR adalah 5%. Sangat likuid 50% - 75%, likuid 75% - 85%, cukup likuid 85% - 100%, kurang likuid 100% - 120% , dan tidak likuid Rasio > 120%
2. Cash Rasio (CR)
Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan Bank Safir Syariah Bengkulu dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut. Ratio ini menunjukkan kemampuan Bank Safir Syariah Bengkulu untuk membayar kembali simpanan para nasabahnya dengan alat-alat yang paling likuid yang dimiliki Bank Safir Syariah Bengkulu. Untuk menghitung cash ratio digunakan rumus di bawah ini :
Liquid Assets

Short Term Borrowing
Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 dan UU No.3 tahun 2004. Cash ratio untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0, dan untuk setiap penurunan sebesar 1% mulai dari nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Cukup likuid atau rasio berkisar antara 15% sampai dengan 20%.
2.13 Pengertian Solvabilitas
Solvabilitas diukur dengan perbandingan antara total aktiva dengan total utang,ukuran
tersebut mensyaratkan agar perusahaan mampu memenuhi semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Perusahaan dapat dikatakan dalam kondisi ideal, apabila perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Likuid) dan juga dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Solvable). Analisis Solvabilitas memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui apakah kekayaan perusahaan mampu untuk mendukung kegiatan perusahaan tersebut. Berikut ini akan diuraikan beberapa devinisi Solvabilitas menurut beberapa ahli:
Menurut Riyanto (2004 : 32), mendefinisi solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansiilnya apabila sekiranya perusahaan tersebut itu dilikuidasikan. Sedangkan menurut Sugiarso (2006 : 115), mendefinisikan Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
Munawir (2007 : 32), mendefinisikan Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan menurut Sutrisno (2009 :15), mendefinisikan Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Solvabilitas merupakan
kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utang-utang perusahaan,baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Untuk mengetahui tingkat Solvabilitas suatu perusahaan maka dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan sebagai berikut:
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR merupakan rasio yang digunakan mengetahui perbandingan seberapa besar modal yang dimiliki perusahaan dengan harta tertimbang menurut resiko (ATMR). Untuk mengukur CAR digunakan rumus di bawah ini :
modal

ATMR
berdasarkan UU No.10 tahun 1998 dan UU No.3 tahun 2004. Perhitungan nilai kredit: Untuk CAR = 0% atau negatif, nilai kredit = 0 Setiap kenaikan 0,1% nilai kredit ditambah 1 dengan maximum 100. Bank yang sehat harus memiliki rasio CAR minimal 8% Bobot nilai CAR adalah 25.
2.14 Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan hal yang penting untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan karena dengan profitabilitas manajemen dapat mengukur kemampuan dan kesuksesan perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Dan juga Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh pendapatan diatas biaya-biaya yang diperhitungkan. Berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian Profitabilitas menurut beberapa ahli keuangan:
Menurut Sutrisno (2009 : 222) rasio keuntungan digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan, dimana semakin besar tingkat keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah suatu perusahaan yang menunjukkan perbandingan antara laba dengan modal atau aktiva yang menghasilkan laba tersebut. Untuk mengetahui tingkat Profitabilitas suatu perusahaan dapat di ukur dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yaitu:
1. Return On Total Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen atas aktiva yang digunakan Bank Safir Syariah Bengkulu dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Untuk mengukur ROA digunakan rumus dibawah ini :
Laba

Total Aktiva
Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 dan UU No.3 tahun 2004. Perhitungan nilai kredit : ROA sebesar 100%, nilai kredit = 0 Setiap kenaikan 0,015%,nilai kredit ditambah 1 dan max 100. Perolehan laba cukup tinggi, atau rasio ROA berkisar antara 0,5% sampai dengan 1,25%. Perolehan laba Bank rendah atau cenderung mengalami kerugian (ROA mengarah negatif).
2. Return On Equity(ROE)
ROE adalah perbandingan antara laba bersih Bank Safir Syariah Bengkulu dengan modal sendiri. Rasio ini merupakan indikator bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan Bank Safir Syariah Bengkulu dalam memperoleh laba yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Dalam pengukuran ROE digunakan rumus dibawah ini :
Earning After Interest and Tax

Equity
Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 dan UU No.3 tahun 2004. Penilaian ROE dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan setiap penurunan sebesar 0,08% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Perolehan laba cukup tinggi, atau rasio ROE berkisar antara 5% sampai dengan 12,5%.
Adapaun dasar penilaian komponen rasio likuiditas, solvabilitas, dan rasio profitabilitas Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23./DPNP tanggal 31 Mei 2004, di tampilkan di dalam tabel sebagai berikut:
TABEL 2.1
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Rasio Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23./DPNP tanggal 31 Mei 2004
NO | KOMPONEN | PERINGKAT | ||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
1 | Return on Assets (ROA) | Perolehan laba sangat tinggi. | Perolehan laba tinggi. Rasio >1,25% | Perolehan laba cukup tinggi, atau rasio ROA berkisar antara 0,5%-1,25%. | Perolehan laba Bank rendah atau cenderung mengalami kerugian (ROA mengarah negatif rasio <0,5% | Bank mengalami kerugian yang besar (ROA negatif). Rasio >100% |
2 | Return on Equity (ROE) | Perolehan laba sangat tinggi >75% | Perolehan laba tinggi. Rasio >12,5%rasio<75% | Perolehan laba cukup tinggi, atau rasio ROE berkisar antara 5% sampai dengan 12,5%. | Perolehan laba Bank rendah atau cenderung mengalami kerugian (ROE mengarah negatif).rasio<5% | Bank mengalami kerugian yang besar (ROE negatif). Rasio >100% |
3 | Loan to Deposits Ratio | 50<Rasio < 75% | 75% <Rasio< 85% | 85% <Rasio< 100% atau Rasio < 50% | 100% <Rasio< 120% | Rasio > 120% |
4 | cash ratio | Sangat likuid Rasio>75% ratio>100% | Likuid. ratio >20% ratio<75% | Cukup likuid atau rasio berkisar antara 15% sampai dengan 20%. | Kurang likuid <15% | Tidak likuid. Rasio > 100% |
5 | Capital Adequacy Ratio (CAR) | Rasio CAR lebih tinggi sangat signifikan dibandingkan dengan rasio CAR yang ditetapkan dalam ketentuan. Ratio>20% | Rasio CAR lebih tinggi cukup signifikan dibandingkan dengan rasio CAR yang ditetapkan dalam ketentuan. Rasio >12%ratio<20% | Rasio CAR lebih tinggi secara marjinal dibandingkan dengan rasio CAR yang ditetapkan dalam ketentuan 8%-12% | Rasio CAR di bawah ketentuan yang berlaku.rasio <8% | Rasio CAR dibawah ketentuan yang berlaku dan Bank cenderung menjadi tidak solvable. |
Sumber: Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23./DPNP tanggal 31 Mei 2004
2.14 Kerangka Analisis
|

2.15 Defenisi Operasional
Laporan keuangan Bank Safir Syariah Bengkulu merupakan ringkasan suatu proses pencatatan dan transaksi -transaksi keuangan yang terjadi selama setahun. Laporan keuangan yang digunakan dalam analisis adalah laporan Laba Rugi dan Neraca Bank Safir Bengkulu. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah perhitungan dari rasio likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas dalam menentukan keuangan Bank Safir Syariah Bengkulu . Adapun indikator dari masing-masing rasio adalah sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah suatu rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan Bank Safir Syariah Bengkulu dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang harus dipenuhi. Dalam penelitian ini rasio likuiditas diukur dengan menggunakan perhitungan
1. Load to Deposit Ratio(LDR)
Load to Deposit Ratio adalah mengukur komposisi jumlah kredit yang di berikan Bank Safir Syariah Bengkulu di bandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang di gunakan.
2. Cash Ratio(CR)
Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan Bank Safir Syariah Bengkulu dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut. Ratio ini menunjukkan kemampuan Bank Safir Syariah Bengkulu untuk membayar kembali simpanan para nasabahnya dengan alat-alat yang paling likuid yang dimiliki Bank Safir Syariah Bengkulu.
2. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio untuk menggambarkan kemampuan Bank Safir Syariah Bengkulu untuk memperoleh laba dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil.
1. Return on Total Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen atas aktiva yang digunakan Bank Safir Syariah Bengkulu dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
2. Return on Equity(ROE)
ROE adalah perbandingan antara laba bersih Bank Safir Syariah Bengkulu dengan modal sendiri. Rasio ini merupakan indikator bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan Bank Safir Syariah Bengkulu dalam memperoleh laba yang dikaitkan dengan pembayaran dividen.
3. Analisa Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan kemampuan Bank Safir Syariah Bengkulu untuk membiayai kewajiban atau hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Adapun indikator variabel yang disesuiakan dari rasio Solvabilitas adalah Capital Adequacy Ratio.
2.16 Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek Penelitian :
Pimpinan Bank Safir Syariah Bengkulu untuk mengetahui kinerja keuangan Bank Safir Syariah Bengkulu jika tinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas. Bagian Accounting untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan seperti laporan keuangan.
Obyek Penelitian :
Laporan Laba- rugi dan Neraca Bank Safir Syariah Bengkulu selama periode 2009 – 2011.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perbankan Safir Syariah Bengkulu . Adapun pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada Desember 2013.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian Deskriptif Kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu setkondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kilas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 2003:54). Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan, (Sugiyono, 2003 : 14)
3.3 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder dan data panel (pool data) berupa neraca, dan laporan laba rugi. Data laporan keuangan diperoleh langsung dari data yang telah diarsipkan oleh Bank Safir Syariah Bengkulu.
1. Data Sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen, (Sugiyono, 2008 : 193). Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa laporan keuangan tahunan, neraca dan laporan laba rugi.
2. Data Panel (pool data) adalah gabungan dari data yang melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel (cross sectional) dan data yang melibatkan urutan waktu (time series), (Sugiyanto, 2006 : 54).
3.4 Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan data yang diperoleh dari sumbernya. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan ini adalah :
1. Observasi
Menurut Sugiyono (2008 : 203) mendefinisikan bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis”. Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang bertujuan mengamati secara langsung tentang keuangan Bank Safir Syariah Bengkulu. Adapun hal yang diobservasi dalam penelitian ini yaitu sistematika keuangan yang diselidiki dan kondisi obyek penelitian.
2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2008 : 194) menyatakan bahwa “wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan unntuk mendapatkan keterangan mulai dari tanya-jawab atau berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan informasi atau keterangan kepada peneliti mengenai pokok permasalahan dan tujuan peneliti”. Data yang diperoleh melalui teknik ini adalah data yang secara langsung diperoleh dari hasil wawancara terstrukturberisikan pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu tentang keuangan Bank Safir Syariah Bengkulu.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui catatan yang diarsipkan dan dokumen yang berhubungan dengan onjek penelitian, (Sukmadinata, 2007 : 113). Data yang akan diperoleh melalui teknik ini merupakan data sekunder, yaitu data yang berhubungan dengan sejarah berdirinya organisasi/instansi dan bentuk laporan keuangan Bank Safir Syariah Bengkulu.
3.5 Metode Analisis Data
Metode dalam menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan rasio rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas untuk beberapa periode sehingga akan terlihat prestasi perusahaan tersebut perusahaan tersebut cenderung meningkat, menurun atau cenderung konstan, Kasmir (2010:82).
Data laporan keuangan Bank Safir Syariah Bengkulu dianalisis dengan mengunakan rasio keuangan sebagai berikut :
1. Raiso Likuiditas
Menurut Kasmir (2010:221), yaitu:
1. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Total Loan

Total Deposit + Equity
Penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan UU No.10 tahun 1998 dan UU No.3 tahun 2004. Loan to deposit Ratio (LDR). Kredit poin yang diberikan untuk LDR adalah sebagai berikut: untuk LDR sebesar 110% nilai kredit adalah 100 bobot nilai LDR adalah 5%. Sangat likuid 50% - 75%, likuid 75% - 85%, cukup likuid 85% - 100%, kurang likuid 100% - 120% , dan tidak likuid Rasio > 120%
2. Cash Rasio (CR)
Liquid Assets

Short Term Borrowing
Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 dan UU No.3 tahun 2004. Cash ratio untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0, dan untuk setiap penurunan sebesar 1% mulai dari nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Cukup likuid atau rasio berkisar antara 15% sampai dengan 20%.
2. Rasio Solvabilitas
Menurut Sutrisno (2009 : 217-218), yaitu :
2. Capital Adequacy Ratio (CAR)
modal

ATMR
berdasarkan UU No.10 tahun 1998 dan UU No.3 tahun 2004. Perhitungan nilai kredit: Untuk CAR = 0% atau negatif, nilai kredit = 0 Setiap kenaikan 0,1% nilai kredit ditambah 1 dengan maximum 100. Bank yang sehat harus memiliki rasio CAR minimal 8% Bobot nilai CAR adalah 25.
3. Rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir (2010:205), yaitu:
1. Return On Total Assets (ROA)
Laba

Total Aktiva
Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 dan UU No.3 tahun 2004. Perhitungan nilai kredit : ROA sebesar 100%, nilai kredit = 0 Setiap kenaikan 0,015%,nilai kredit ditambah 1 dan max 100. Perolehan laba cukup tinggi, atau rasio ROA berkisar antara 0,5% sampai dengan 1,25%. Perolehan laba Bank rendah atau cenderung mengalami kerugian (ROA mengarah negatif).
2. Return On Equity (ROE)
Earning After Interest and Tax

Equity
Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 dan UU No.3 tahun 2004. Penilaian ROE dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan setiap penurunan sebesar 0,08% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Perolehan laba cukup tinggi, atau rasio ROE berkisar antara 5% sampai dengan 12,5%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Gambaran Umum Bank Safir Syariah Bengkulu
1. Sejarah Bank Safir Syariah Bengkulu
PT. BPRS Safir Bengkulu didirikan pada 6 Sya’ban 1426 atau 10 September 2005, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.7/53/KEP.GPI/2005. PT. BPRS Safir Bengkulu merupakan BPRS pertama di Kota Bengkulu. PT. BPRS Safir Bengkulu ini diresmikan operasinya oleh Walikota Bengkulu, Bpk. Chalik Efendi dan dihadiri oleh berbagai unsur Muspida dan Tokoh Masyarakat di Kota Bengkulu.
PT. BPRS Safir Bengkulu dimaksudkan nntuk membantu usaha kecil di Bengkulu untuk mengembangkan usahanya. Bengkulu memiliki potensi yang sangat besar di pertanian dan perdagangan. Oleh karenanya, Bank Safir memfokuskan pengembangan usahanya untuk melayani sektor ini.
2. Visi, dan Misi Bank Safir Syariah Bengkulu
Visi: Menjadi BPRS unggulan dan sehat di Provinsi Bengkulu dan memeberikan manfaat dalam pembangunan perekonomian khususnya masyarakat Provinsi Bengkulu.
Misi: Memeberikan layanan yang profesional dan amanah dalam menjalankan usaha perbankan dan menjadi mitra usaha umat khususnya pengusaha.
3. Pemegang Saham
Modal disetor Bank Safir Syariah Bengkulu per 1 juni 2013 adalah sebesar Rp.6.500.000.000 dengan komposisi kepemilikan saham sebagai berikut:
1. H. Basri Muhammad, S.Sos, M.Si
Sebagai pemegang saham prioritas sebanyak 4.036 lembar saham senilai Rp.4.603.000.000 dengan persentase 62,5%.
2. Ir. H. Bambang Sutrisno
Memiliki saham sebanayak 1.787 lembar senilai Rp.1.787.000.000 dengan persentase 27,5%
3. Dr. H. Akhmad Mukhlis Yusuf, MBA
Memiliki saham sebanyak 650 lembar senilai Rp.650.000.000 dengan persentase 10%.
4. Susunan Pengurus Bank Safir Syariah Bengkulu
Ketua Dewan Pengawas Syariah : KH. Drs. Abdullah Munir, M.Ag
Anggota Dewan Pengawas Syariah : Prof. Dr. H. Rohimin, M. Ag
Komisaris Utama : H. Basri Muhammad, S.Sos, M.si
Komisaris : Ir. H. Bambang Sutrisno
Direktur Utama : Amir Mukadar, S.E
Direktur : Ahmad Fauzi
5. Jaringan Kantor
Saat ini, PT. BPRS Safir Bengkulu memiliki 1 Kantor Pusat, 2 Kantor Cabang dan 2 Kantor Kas, yaitu:
1. Kantor Pusat
Graha Safir, Jl. Merapi Raya No. 02 Kebun Tebeng Kotan Bengkulu Telp. (0736) 346994 Faks. (0736) 346974
2. Kantor Cabang Ketahun
Jl. Wijaya Kusuma D1 Ketahun Bengkulu Utara Telp/Faks. (0737) 7524008
3. Kantor Cabang Curup
Jl. S. Sukowati No. 69 A/B Curup Rejang Lebong Telp/Faks. (0732) 22636
4. Kantor Cabang Manna
Jl. Sudirman No. 128 Manna Bengkulu Selatan Telp/Faks. (0732) 23500
5. Kantor Kas Lingkar Timur (Menginduk ke Kantor Pusat)
Jl. Salak Raya No. 294D Kota Bengkulu Telp/Faks. (0736) 28939
6. Kantor Kas Padang Jaya ( Menginduk ke Kantor Cabang Ketahun)
Jl. Ahmad Yani Unit 3 Kec. Pada Jaya Bengkulu Utara.
Adapun laporan keuangan Bank Safir Syariah Bengkulu dari 2009 sampai dengan 2011 disajikan dalam tabel berikut ini :
TABEL 4.2
NERACA PUBLIKASI (AUDITED)
PT. BANK SAFIR SYRAIAH BENGKULU
2009-2011
(Dalam ribuan rupiah)
Pos-pos | 2009 | 2010 | 2011 |
AKTIVA Kas Penempatan Pada Bank Indonesia Penempatan Pada Bank Lain Piutang Murabahah Piutang Salam Piutgang Istishna Pembiayaan Mudharabahah Pembiayaan Musyarakah Ijarah Qardh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Aktiva Istishna Persediaan Agunan Yang Di Ambil Alih Aktiva Tetap dan Inventaris Akumulasi Penghapusan Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain | 82.837 - 2.257.893 21.532.735 - - - - - 350.919 (237.939) - - 26.140 706.383 (302.211) 458.939 | 566.055 - 4.355.477 35.665.027 - - - - - 689.506 (360.697) - - 26.140 706.383 (458.939) 389.853 | 869.787 - 8.716.846 65.662.020 - - - - - 1.287.224 (575.070) - - - 1.755.113 (697.570) 1.004.652 |
JUMLAH | 24.875.628 | 41.924.174 | 78.022.998 |
PASSIVA Kewajiban Segera Tabungan Wadiah Kewajiban Kepada Bank Indonesia Kewajiban Lain-lain Pinjaman Yang Diterima Pinjaman Subordinasi Modal Pinjaman Dana Investasi Tidak Terikat 1. Tabungan Mudharabah 2. Deposito Mudharabah Ekuitas 1. Modal Disetor 2. Tambahan Modal Disetor 3. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap 4. Cadangan 5. Saldo Laba (rugi) | 21.825 3.224.834 - 5.720.507 3.579.365 - - - 9.750.800 2.000.000 - - 121.851 456.437 | 196.718 6.019.189 - 10.277.239 1.560.316 - - 20.147.300 2.500.000 - - 194.478 1.028.934 | 408.508 8.836.327 - 27.380.793 - - - - 35.086.200 3.000.000 - - 233.278 3.077.892 |
JUMLAH | 24.875.628 | 24.875.628 | 78.022.998 |
Sumber : Data Laporan Neraca Bank Safir Syariah Bengkulu periode 2009-2011
TABEL 4.3
PERHITUNGAN LABA RUGI (AUDITED)
PT. BANK SAFIR SYRAIAH BENGKULU
2009-2011
(Dalam ribuan rupiah)
No | POS-POS | 2009 | 2010 | 2011 |
I | Pendapatan Operasional 1. Pendapatan Operasional Dari Penyalur Dana a. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank b. Dari Bank Indonesia c. Dari Bank-bank Lain di Indonesia 2. Pendapatan Operasional Lainnya | 4.905.239 4.619.637 4.579.305 - 40.332 285.602 | 8.869.020 8.425.668 836.893 - 61.775 443.352 | 16.095.615 15.093.493 14.992.181 - 101.312 1.002.122 |
II | Bagi Hasil Kepada Pemilik Dana 1. Pihak Ketiga Bukan Bank a. Tabungan Mudharabah b. Deposito Mudharabah c. Lainnya 2. Bank Indonesia 3. Bank Lain-lain | 1.776.753 1.227.533 - 805.778 421.755 - 549.220 | 3.784.949 2.455.475 - 2.102.535 352.940 - 1.293.474 | 6.267.877 3.751.723 - 3.654.251 97.472 - 2.512.154 |
III | Pendapatan Operasional Setelah Distribusi Bagi Hasil (I-II) | 3.128.486 | 5.120.071 | 9.827.738 |
IV | Beban Operasional 1. Bonus Titipan Wadiah 2. Beban administrasi dan umum 3. Beban personalia 4. Beban penyisihan penghapusan aktiva produktif 5. Lainnya | 2.474.765 13.744 903.039 1.300.393 117.201 140.388 | 3.891.771 23.552 1.480.021 2.042.514 122.701 222.983 | 5.804.316 37.881 2.288.264 2.888.393 310.740 279.038 |
V V1 VII VIII IX X XI | Laba (rugi) Operasional (III-IV) Pendapatan Non Operasional Beban Non Operasional Laba (rugi) sebelum pajak Zakat Taksiran Pajak Penghasilan Lab (rugi) Tahun Berjalan | 653.721 - 3.526 650.195 16.255 177.503 456.437 | 1.228.300 - 9.732 1.218.568 30.464 164.796 1.033.308 | 4.023.422 - 9.609 4.013.813 100.345 835.576 3.077.892 |
Sumber : Data Perhitungan Laba Rugi Bank Safir Syariah Bengkulu periode 2009-2011
Tabel 4.4
Rekapitulasi Laporan Keuangan Bank Safir Syariah Bengkulu dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011
POS-POS | 2009 | 2010 | 2011 |
Aset | 24.875.628.000 | 41.924.174.000 | 78.022.998.000 |
Dana Pihak Ketiga a.TabunganWadiah b.DepositoMudharabah | | | |
3.224.843.000 | 6.019.189.000 | 8.836.327.000 | |
9.750.800.000 | 20.147.300.000 | 35.086.200.000 | |
Pembiayaan diterima (Bank dan Non Bank) | 9.104.168.000 | 11.667.014.000 | 26.422.976.000 |
Piutang Murabahah | 21.532.735.000 | 35.665.072.000 | 65.662.020.000 |
Laba Rugi | 456.437.000 | 1.003.308.000 | 3.077.892.000 |
Jumlah Nasabah | 11.120 | 13.741 | 16.359 |
Sumber : Data Rekapitulasi Laporan Keuangan Bank Safir Syariah Bengkulu periode 2009-2001
Dari tabel diatas, terlihat total jumlah Aset Bank Safir Syariah Bengkulu pada tahun 2009 sebesar Rp.24.875.628.000, tahun 2010 sebesar Rp.41.924.174.000, dan di tahun 2011 sebesar Rp.78.022.998.000. Adapun aliran dana pihak ketiga bukan bank, terdiri tabungan wadiah, dan deposito mudharabah. Pada tahun 2009 tabungan wadiah sebesar Rp.3.224.843.000, tahun 2010 Rp.6.019.189.000, dan tahun 2011 sebesar Rp.8.836.327.000. Sedangkan deposito mudharabah pada tahun 2009 sebesar Rp.9.750.800.000, tahun 2010 sebesar Rp.20.147.300.000 dan tahun 2011 sebesar Rp.35.086.200.000. Jumlah pembiayaan diterima dari bank dan non bank pada tahun 2009 sebesar Rp.9.104.168.000, tahun 2010 sebesar Rp.11.667.014.000 dan tahun 2011 sebesar Rp.26.422.976.000. Pada tahun 2009 piutang murabahah Bank Safir Syariah Bengkulu sebesar Rp.21.532.735.000, tahun 2010 sebesar Rp.35.665.072.000 dan tahu 2011 sebesar Rp.65.662.020.000. Bank Safir Syariah memperoleh laba bersih pada tahun 2009 sebesar Rp.456.437.000, tahun 2010 sebesar Rp.1.003.308.000, dan pada tahun 2011 sebesar Rp.3.077.892.000.Dari tabel diatas juga dapat dilihat kalau pada tahun 2009 jumlah nasabah yang dimiliki Bank Safir Syariah Bengkulu berjumlah 11.120 orang, tahun 2010 berjumlah 17.341 orang dan pada tahun 2011 jumlah nasabah Bank Safir Syariah Bengkulu sebesar 16.359 orang.
Gambar 4.2

Sumber : Data Grafik Aset Bank Safir Bengkulu Periode 2009-2011
Keterangan dari grafik 1 :
Dari grafik 1 diatas, nampak terlihat tingkatan dan jumlah dari aset yang dimiliki Bank Safir Syariah Bengkulu mulai dari tahun 2009-2010. Tahun 2009 sebesar Rp.24.875.628.000, tahun 2010 sebesar Rp.41.924.174.000 dan tahun 2011 sebesar Rp.78.022.998.000.
Gambar 4.3

Sumber : Data Grafik Tabungan Bank Safir Bengkulu Periode 2009-2011
Keterangan dari grafik 2 :
Pada tahun 2009 jumlah tabungan wadiah yang dimiliki Bank Safir Syariah sebear Rp.3.224.843.000, tahun 2010 sebesar Rp.6.019.189.000, dan pada tahun 2011 sebesar Rp.8.836.327.
Gambar 4.4

Sumber : Data Grafik Deposito Bank Safir Bengkulu Periode 2009-2011
Keterangan grafik 3 :
Pada tahun 2009 deposito yang dimiliki Bank Safir Syariah Bengkulu sebesar Rp.9.750.800.000, tahun 2010 sebesar Rp.20.147.300.000 dan tahun 2011 sebesar Rp.35.086.200.000
Gambar 4.5

Sumber : Data Grafik Pembiayaan Diterima Bank Safir Bengkulu Periode 2009-2011
Keterangan grafik 4 :
Jumlah pembiayaan diterima dari bank dan non bank pada tahun 2009 sebesar Rp.9.104.168.000, tahun 2010 sebesar Rp.11.667.014.000 dan tahun 2011 sebesar Rp.26.422.976.000.
Gambar 4.6

Sumber : Data Grafik Piutang Murabahah Bank Safir Bengkulu Periode 2009-2011
Keterangan grafik 5 :
Pada tahun 2009 piutang murabahah Bank Safir Syariah Bengkulu sebesar Rp.21.532.735.000, tahun 2010 sebesar Rp.35.665.072.000 dan tahu 2011 sebesar Rp.65.662.020.000
Gambar 4.7

Sumber : Data grafik Laba Rugi Bank Safir Bengkulu Periode 2009-2011
Keterangan grafik 6 :
pada tahun 2009 laba Bank Safir Syariah Bengkulu sebesar Rp.456.437.000, tahun 2010 sebesar Rp.1.003.308.000, dan pada tahun 2011 sebesar Rp.3.077.892.000.
Gambar 4.8

Sumber : Data Grafik Nasabah Bank Safir Syariah Bengkulu Periode 2009-2011
Keterangan grafik 7 : pada tahun 2009 jumlah nasabah yang dimiliki Bank Safir Syariah Bengkulu berjumlah 11.120 orang, tahun 2010 berjumlah 17.341 orang dan pada tahun 2011 jumlah nasabah Bank Safir Syariah Bengkulu berjumlah 16.359 orang.
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Perhitungan Rasio
Berdasarkan Laporan Keuangan Bank Safir Syariah Bengkulu, yaitu laporaan Neraca dan Laporan Laba Rugi tahun 2009, 2010 dan tahun 2011 maka dapat dihasilkan laporan keuangan, dengan alat analisis rasio keuangan yaitu rasio Likuiditas, rasio Solvabilitas dan rasio Profitabilitas pada Bank Safir Syariah Bengkulu, ketiga rasio terebut akan dipaparkan berikut ini :
1. Rasio Likuiditas (Kasmir, 2010 : 225)
Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan Bank Safir Syariah Bengkulu untuk membayar atau memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek yang segera harus dipenuhi. Adapun Indikator variabel yang digunakan dalam rasio Likuiditas ini yaitu Loan to Deposit Ratio dan Cash Ratio.
Total Loan
1.
Loan to Deposit Ratio = X 100%

Total Deposit + Equity
21.532.735.000

16.554.997.000+2.578.288.000
= 112,54%
35.665.072.000

27.726.805.000+3.723.412.000
= 113,40%
65.662.020.000

43.922.527.000+6.311.170
= 130,71%
Likuid Assets
2.
Cash Ratio (CR) = X 100%

Shor Term Borrowing
2.340.730.000

6.826.033.000
= 34,29%
4,921.532.000

7.776.223.000
= 63,28%
9.586.629.000

9.224.832.000
= 103,69%
2. Rasio Profitabilitas (Kasmir, 2010 : 205)
1. Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efektivitas manajemen Bank Safir Syariah Bengkulu secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan piutang maupun investasi. Adapun Indikator variabel yang digunakan dalam rasio ini adalah Return On Total Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE).
2. Return On Total Assets (ROA)
Laba

Total Aktiva
456.437.000

24.875.628.000
= 1,83%
1.028.934.000

41.924.174.000
= 2,45%
3.077.892.000

78.022.892.000
= 3,94%
Earning After Interest and Tax
1.
Return on Equity = X 100%

Equity
456.437.000

2.578.288.000
= 17,70%
1.033.308.000

3.723.412.000
= 27,75%
3.077.892.000

6.311.170.000
= 48,76%
2. Rasio Solvabilitas (Sutrisno, 2009 : 217-218)
Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan kemampuan Bank Safir Syariah Bengkulu untuk membiayai kewajiban atau hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Adapun indikator variabel yang disesuiakan dari rasio Solvabilitas adalah capital adequacy ratio
4. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Modal

ATMR
2.578.288.000

19.729.426.350
= 13,06%
3.723.412.000

32.502.818.600
= 11,45%
6.311.170.000

60.330.434.400
= 10,46%
Untuk memudahkan dalam membahasnya, maka angka-angka yang dihasilkan tersebut dimasukkan dalam tabel 2 Rekapitulasi Perhitungan rasio Likuiditas, rasio Solvabilitas, dan rasio Profitabilitas pada Bank Safir Syariah Bengkulu tahun 2009, 2010 dan 2011, sebagai berikut :
Tabel 4.5
Rekapitulasi Perhitungan Rasio Keuangan Bank Safir Bengkulu
Tahun 2009-2011
Keterangan | 2009 | 2010 | 2011 |
1. Rasio Likuiditas a. Loan to Deposit Ratio (LDR) b. Cash Ratio (CR) | 112,54% 34,29% | 113,54% 63,28%% | 130,71% 103,69% |
2. Rasio Profitabilitas a. Return On Total Assets (ROA) b. Return on Equity (ROE) | 1,83% 17,70% | 2,46% 27,75% | 3,94% 48,76% |
3. Rasio Solvabilitas a. Capital Adequacy Ratio (CAR) | 13,06% | 11,45% | 10,46% |
Sumber : Hasil Perhitungan Analisis Rasio 2014
4.2.2 Analisis Data
1. Rasio Likuiditas
1. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Gambar 4.9

Menunjukan kemampuan Bank Safir Syariah Bengkulu dalam mengukur komposisi jumlah kredit dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan BPRS. Berdasarkan Bank Indonesia Dasar Hukum I UU No. 10 Thn 1998, dan Undang-Undang Perbankan Dasar Hukum II UU No. 3 Thn 2004, Undang-Undang Bank Sentral, rasio LDR Bank safir syariah Bengkulu tahun 2009-2011 berfluktuasi, dengan komposisi LDR tahun 2009 sebesar 112,54%, tahun 2010 sebesar 113,54%, dinyatakan kurang likuid, karena dari tahun 2009-2010 LDR Bank Safir >100% dan 120% dari ketetapan yang berlaku. Dimana yang menyebabkan peningkatan dan penurunan LDR Bank Safir Syariah Bengkulu dari tahun 2009-2011 jumlah total loan atau pemberian kredit yang terlalu besar, sedangkan peningkat penghimpunan dana dari masyarakat dan jumlah equity yang dimiliki BPRS tidak terlalu besar.
2. Cash Ratio
Gambar 4.10

Menunjukan kemampuan Bank Safir Syariah Bengkulu dalam melunasi kewajiban yang harus dibayar dengan harta likuid yang dimiliki. Dari analisis perbandingan rasio keuangan dapat dilihat dari Grafik diatas tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 cash ratio Bank Safir Syariah Bengkulu cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2009 cash ratio Bank Safir Syariah Bengkulu sebesar 34,29%, dan tahun 2010 sebesar 63,28%. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23./DPNP tanggal 31 Mei 2004 , cash ratio Bank Safir Syariah Bengkulu dari tahun 2009-2010 likuid, karena cash ratio Bank Safir Syariah Bengkulu >20% dan <75% dari ketetapan yang berlaku. Sedangkan tahun 2011 cash ratio Bank Safir Syariah Bengkulu sebesar 103,69% atau >100% dari ketetapan yang berlaku dan dinyatakan tidak likuid.
2. Rasio Profitabilitas
1. Return on Total Assets (ROA)
Gambar 4.11

Dari analisis perbandingan rasio keuangan dapat dilihat Grafik ROA Bank Safir Syariah Bengkulu mengalami peningkatan dari tahun 2009-2011 sebesar 2,11%, dengan komposisi tahun 2009 ROA sebesar 1,83 tahun 2010 sebesar 2,46%, dan tahun 2011 sebesar 3,94%. BerdasarkanSurat Edaran Bank Indonesia No.6/23./DPNP tanggal 31 Mei 2004, ROA Bank Safir Syariah Bengkulu dari tahun 2009-2011 <1,25% dinyatakan perolehan laba tinggi (baik) sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
3. Return on Equity (ROE)
Gambar 4.12

Menunjukan kemampuan Bank Safir Syariah Bengkulu dalam memperoleh laba yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Dari hasil perhitungan dapat di lihat dari tahun 2009-2011 Grafik ROE Bank Safir Syariah Bengkulu juga mengalami peningkatan sebesar 31,06%. Dengan komposisi ROE Bank Safir syariah Bengkulu pada tahun 2009 sebesar 17,70%, tahun 2010 sebesar 27,75%, dan tahun 2011 sebesar 48,76%. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23./DPNP tanggal 31 Mei 2004 ROE Bank Safir Syariah Bengkulu tahun 2009-2011 >12,5% dan <75% dinyatakan baik dengan perolehan laba yang tinggi sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
Rasio Solvabilitas
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Gambar 4.13

Dari perhitungan analisis data dapat dilihat Grafik CAR Bank Safir Syariah Bengkulu dari tahun 2009-2001 mengalami penurunan, disebabkan peningkatan modal belum terlalu besar. Berdasrakan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, Bank yang sehat harus memiliki rasio CAR minimal 8% - 12%. Sedangkan CAR Bank Safir Syariah Bengkulu tahun 2009 sebesar 13,06% atau >12% dan <20% dinyatakan baik, tahun 2010 sebesar 11,45% dan tahun 2011 sebesar 10,46%. Jadi CAR Bank Safir Syariah Bengkulu dari tahun 2010-2011 > 8% <12% dapat dinyatakan lebih tinggi dari ketetapan yang berlaku atau dinyatakan cukup baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis, penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Analisis Kinerja Bank Safir Syariah Bengkulu ditinjau dari rasio likuiditas pada tahun 2009, 2010 dan 2011 cenderung berfluktuasi. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23./DPNP tanggal 31 Mei 2004. LDR Bank Safir Syariah Bengkulu tahun 2009-2010 >100% dan <120% dinyatakan kurang likuid, dan tahun 2011 LDR Bank safir syariah Bengkulu >120% dari ketetapan yang berlaku dan dinyatakan tidak likuid. Sedangkan cash ratio Bank Safir Syariah Bengkulu tahun 2009-2010 >20% dan <75% dari ketetapan yang berlaku dinyatakan likuid, Sedangkan tahun 2011 cash ratioBank Safir Syariah Bengkulu sebesar >100% dari ketetapan yang berlaku dan dinyatakan tidak likuid.
2. Analisis Kinerja Bank Safir Syariah Bengkulu ditinjau dari rasio profitabilitas dari tahun 2009-2011 cenderung meningkat. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23./DPNP tanggal 31 Mei 2004. ROA Bank Safir Syariah Bengkulu dari tahun 2009-2011 >1,25% dinyatakan perolehan laba tinggi (baik). Sedangkan ROE Bank Safir Syariah Bengkulu tahun 2009-2011 >12,5% dan <75% dinyatakan baik dengan perolehan laba yang tinggi sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
3. Analisis Kinerja Bank Safir Syariah Bengkulu ditinjau dari rasio solvabilitas dari tahun 2009-2011 cenderung menurun.Tetapi Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23./DPNP tanggal 31 Mei 2004. CAR Bank Safir Syariah Bengkulu tahun 2009 >12% dan 8% dan <12% dapat dinyatakan lebih tinggi dari ketetapan yang berlaku atau dinyatakan cukup baik.
5.2 SARAN
Berdasarkan ksimpulan yang telah dibuat, maka dapat dikemukakan beberapa saranadalah sebagai berikut:
1. Dalam menjaga Likuiditas Bank Safir Syariah Bengkulu memerlukan kehati-hatian dalam melakukan aktivitas dan kegiatan perbankan, seperti dalam pelakukan pinjaman jangka pendek supaya perusahaan dapat memperhatikan nilai aktiva .
2. Bank Safir Syariah Bengkulu harus menjaga profitabilitas guna meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dengan cara mengelola dan mengevaluasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan rasio profitabilitas yang dimiliki sebagai pertimbangan atas kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya yang jatuh tempo.
3. Bank Safir Syariah Bengkulu diharapkan pihak manajemen dapat menjaga pertumbuhan rasio solvabilitas perusahaan, sehingga perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjangnya secara produktif.
Assalmualaikum...Saya sangat tertarik dengan materi yg anda teliti, bolehkah saya meminta jurnal dr skripsi yg anda tulis sbg pedoman saya nntiny? kalo boleh bisa hub saya di moriztaonuno@gmail.com
ReplyDeleteMF baru bls, ok nanti u lngsun email sya langsung..nanti sya kirimMantriec@gmail.com
ReplyDeleteAssalamu alaikum wr.wbbolehkah saya meminta jurnal dari skripsi saudara untuk pedoman saya nantinya..?? coalnya tertarik dengan isi materinya. kalau boleh bisa hub saya di irfanjufri0812@gmail.com
ReplyDeleteAssalammualaikum, Penelitian yg anda teliti kebetulan hampir sama dg yg saya lakukan sekarang. Bolehkan saya minta file nya sebagai salah satu refrensi saya, kalau boleh tolong kirim ke \"priogriles@ymail.com\". Terimakasih sebelumnnya.
ReplyDeleteAssalammualaikum, Penelitian yg anda teliti kebetulan hampir sama dg yg saya lakukan sekarang. Bolehkan saya minta file nya sebagai salah satu refrensi saya, kalau boleh tolong kirim ke \"priogriles@ymail.com\". Terimakasih sebelumnnya.
ReplyDeleteFBS IndonesiaBroker Terbaik – Dapatkan Banyak Kelebihan Trading Bersama FBS,bergabung sekarang juga dengan kamitrading forex fbsindonesia.co.id-----------------Kelebihan Broker Forex FBS1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA2. SPREAD DIMULAI DARI 0 Dan3. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANK LOKAL Indonesia dan banyak lagi yang lainya Buka akun anda di fbsindonesia.co.id-----------------Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :Tlp : 085364558922BBM : FBSID007
ReplyDelete